Senin, 17 Juni 2019

Sisingaan Mahkota Nada

MAHKOTA NADA SUBANG

Pim :Elu Ebreg
081295032058









DEFINISI SINGKAT:

Sisingan mulai muncul pada saat kaum penjajah menguasai Subang,pada masa pemerintahan Belanda dan Inggris Tahun 1812.

Secara politis Subang di kuasai oleh Belanda dan secara ekonomi Subang di kuasai oleh Inggis.Masyarakat Subang di anggap bodoh dalam kondisi kemiskinan oleh penjajah,pada saat itu.Namun masyarakat Subang tidak tinggal diam.mereka melakukan perlawanan,perlawanan tersebut tidak hanya berupa perlawanan fisik,namun juga perlawanan berbentuk kesenian yang mengandung silib,sindiran,siloka dan sasmita

Silib (pembicaraan yang tidak langsung pada maksud dan tujuan)

Sindiran (sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan)

Siloka (melambangkan atau kiasan)

Sasmita (mengandung arti dan makna)

Kesenian sisingan mulai di perkenalkan ke tingkat nasional pada tahun 1968 di Belanakan Subang pada saat penyambutan kedatangan presiden soeharto.

Tahun 1972 dipentaskan di panggung kesenian saat penyenggaraan Jakarta Fair

Tahun 1972 dipentaskan di Istana Bogor

Tahun 1973 dipentaskan di Istana Negara

Tahun 1981 dipentaskan di Hongkong dan menjadi juara pertama duta seni indonesia

Tahun 1991 mengadakan pagelaran di Jakarta (di minta oleh panitia terjun paying internasional)

Seiring dengan perkembangan zaman,kesenian sisingan Mahkota Nada  mengalami perkembangan secara keseluruhan,baik dari bentuk patung sisingan,busana dan fungsi sisingan.
Karena kesenian sisingan bersifat dinamis,mengikuti perkembangan zaman,dan menyesuaikan dengan perubahan zaman.

Memang awalnya terbentuknya kesenian sisingan di derah Subang,khususnya di derahSalam Jaya Kecamatan Pabuaran,terbatas hanya untuk sarana hiburan pada saat anak dikhitan,dengan melakukan helaran keliling kampung.

Namun pada saat ini kesenian sisingan mempunyai fungsi yang beragam antara lain untuk acara syukuran,ulang tahun anak,pernikahan,atau hiburan semata.karna bisa  di tampilkan secara ekskusif berdasarkan permintaan pelanggan kata Bapak Elu Ebreg(Bapak Pimpinan).
Kesenian sisingan tidak hanya milik masyarakat Subang,namun sudah mejadi milik nasional,jadi berbanggalah menjadi warga subang yang memiliki nilai jual tinggi untuk kesenian sisingan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar